Manchester City F.C.
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Manchester City
|
|
Nama lengkap
|
Manchester City Football Club[1]
|
Julukan
|
City, The Citizens, The Sky Blues
|
Didirikan
|
1880,
sebagai West Gorton (St. Marks)
|
Stadion
|
Etihad, Manchester
(Kapasitas: 48.000) |
Pemilik
|
|
Ketua
|
|
Manajer
|
|
Liga
|
|
Posisi 2012—13
|
ke-2, Liga Utama Inggris
|
Situs web
|
|
Manchester City Football Club (dikenal pula sebagai Man City atau The
Citizens) adalah sebuah klub sepak bola profesional
dariInggris yang bermain
di Liga
Premier Inggris. Klub ini adalah klub sekota dengan Manchester United dan
bermarkas di Stadion Etihad,Manchester.
Pertandingan pertama dimainkan pada bulan November 1880. Pada waktu itu
masih bernama St Mark's (West Gorton). Pada tahun 1887 berubah nama
menjadi Ardwick A.F.C, dan pada tahun 1894 menjadi Manchester
City F.C.
City telah memenangi Liga Inggris sebanyak
3 kali, Piala FA 4 kali, Piala
Liga Inggris 2 kali, dan Piala Winners Eropa 1 kali. Periode tersukses klub ini
terjadi pada era akhir tahun 1960-an dan
awal 1970-an. Pada saat itu City
di bawah asuhan manager Joe Mercerdengan
asistennya Malcolm
Allison dan beberapa pemain seperti Colin Bell, Mike Summerbee dan Francis Lee.
Mulai tahun 1980-an City
mengalami masa penuh gejolak penurunan yang berpuncak pada degradasi ke tingkat
ketiga sistem liga sepak bola Inggris pada tahun 1998 untuk pertama
kalinya dalam sejarah mereka. Pada waktu era Liga
Primer Inggris pertama kali dibentuk tahun 1992, City adalah
salah satu pendirinya. Tetapi prestasi klub tidak kunjung membaik, bahkan City
harus terdegradasi kembali ke tingkat kedua hingga 2 kali, sementara di ajang Piala FA sejak
bergulirnya Liga Primer Inggris, prestasi terbaik City hanya sampai pada
perempat-final.
Setelah mengakhiri liga di musim 2006-07 pada posisi empatbelas, musim
berikutnya prestasi klub mulai merangkak naik. Pertengahan tahun 2007 klub
resmi menjadi milik milyarder Thailand yang
ambisius, yang juga adalah mantan Perdana
Menteri Thailand, Thaksin
Shinawatra. Tapi kepemilikan Thaksin tidak berlangsung lama. Karena
dituduh kasus korupsi di negeranya, akhirnya pada September2008 Thaksin menjual kepemilikan klub
kepada pengusaha yang juga anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yaituSheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan.
Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan kemudian menghabiskan
ratusan jutaan poundsterling untuk membeli pemain kelas atas agar klub menjadi
kompetitif. Sukses menyusul pada tahun 2011, Manchester City lolos ke Liga
Champions UEFA dan memenangkan Piala FA. Keberhasilan ini
mencapai puncaknya dengan menjuarai Liga
Premier Inggris 2011-12.
Daftar isi
·
5 Skuat
o
9.1 Liga
Sejarah[sunting
sumber]
St Marks Tahun 1884
Sejarah berdirinya Manchester City Football Club, tidak terlepas dari peran
seorang wanita. Pada November 1865, Arthur Connell diangkat
sebagai Kepala Gereja St.Mark's di West Gorton, sebuah distrik di timur Manchester, Inggris. Putrinya Anna
Connell (1855-1924)[ket 1][2] berinisiatif
dan memutuskan untuk membentuk sebuah asosiasi yang mendorong para pemuda
paroki untuk berolahraga.[3] Saat itu
tingkat kejahatan dan pengangguran sangat tinggi. Mereka percaya bahwa olahraga
dapat menyatukan dan mengurangi kejahatan di timur Manchester.
Tahun 1868 sudah terbentuk
Tim Kriket Gereja
St.Mark's dan mulai tahun 1875 tim kriket mulai menambahkan permainan sepakbola yang pada
waktu itu mulai populer.
Akhirnya pada tahun 1880 para
pemain kriket membentuk tim sepak bola dengan nama St.Marks (West Gordon)
dibawah bimbingan William Beastow dan Anna Connell (diyakini sebagai
satu-satunya wanita telah mendirikan sebuah klub sepak bola profesional di
Inggris).
Tahun 1887 mereka pindah ke markas yang baru di Hyde Road, Ardwick. Nama klub pun
berubah menjadi Ardwick A.F.C. untuk menyesuaikan dengan letaknya yang baru.
Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football League tahun 1892. Setahun
kemudian, musim 1893-94, masalah keuangan membelit klub dan setelah
direorganisasi ulang akhirnya mereka berganti nama lagi menjadi Manchester
City Football Club.
Masa Pembentukan
(1875-1894)[sunting sumber]
St.Mark's (1880-1887)[sunting sumber]
Anggota Gereja St.Marks dari Inggris, West Gorton, Manchester, mendirikan
klub sepak bola yang sekarang dikenal sebagai Manchester City, untuk tujuan
kemanusiaan. Mereka, berusaha untuk mengekang kekerasan geng lokal dan
alkoholisme dengan membentuk kegiatan baru untuk pria lokal, sementara
pengangguran yang tinggi juga melanda Timur Manchester, khususnya Gorton.
Semua orang dapat mengikutinya, tanpa memandang agama, yang pada abad ke-19 sangat
sensitif. Anna Connell secara pribadi mengunjungi setiap rumah di paroki tersebut untuk menarik minat
dan keterlibatan, mengundang baik Protestan dan Katolik untuk
mengambil bagian dalam kegiatan baru tersebut.[4]
Sebuah klub kriket gereja
sudah dibentuk sebelumnya pada tahun 1868. Anna menyampaikan saran kepada pegawai
Gereja, William Beastow. Dia menduga bahwa rutinitas sehari-hari laki-laki akan
lebih baik bila disalurkan melalui permainan kolektif yang dikelola gereja,
melalui permainan olahraga baru, yang semakin populer di akhir abad ke-19 yang
disebut dengan 'sepak bola'.
Untuk mewujudkan hal tersebut dan sebagai bagian dari keinginan Anna Connell
untuk menyembuhkan penyakit sosial, sipir gereja William Beastow dan Thomas
Goodbehere memulai menbentuk tim sepak bola geraja yang
disebut St.Mark's (West Gorton), kadang dituliskan West
Gorton (St.Mark's) pada musim dingin tahun 1880.[5] Anna Connell
dikenal sebagai satu-satunya wanita yang membentukan klub sepakbola utama
Inggris.
Pertandingan pertama tim tercatat terjadi pada 13 November 1880, melawan tim gereja dari Macclesfield.
St.Mark's mengenakan kemeja hitam dengan celana pendek putih. St Marks kalah
dalam pertandingan 2-1, dan hanya memenangkan satu pertandingan selama musim
perdana mereka di 1880-81, dengan kemenangan atas Stalybridge Clarence Maret
1881.[6]
Pada tahun 1884, klub bergabung dengan klub lain, yaitu Gorton
Athletic. Tetapi merger tersebut
hanya berlangsung beberapa bulan sebelum klub dibagi lagi. St Mark's menamakan
diri mereka dengan Gorton A.F.C sementara Gorton Athletic
berubah menjadi West Gorton Athletic.[7] Dengan
perubahan nama ini, tim secara bertahap kehilangan sentuhan awal agama mereka,
dan nama St.Mark's perlahan memudar, dengan klub sering menempatkan St.Mark's
dalam tanda kurung.
Ardwick A.F.C.
(1887-1894)[sunting sumber]
Pada tahun 1887, Gorton A.F.C. berubah status menjadi profesional dan
pindah ke tempat baru di Hyde Road Ardwick, dan mengganti
namanya menjadi Ardwick AFC untuk mencerminkan lokasi baru di
timur kota. Pertandingan pertama mereka di Hyde Road pada 10 September 1887
direncanakan untuk melawan Salford AFC sebagai "grand opening"
stadion baru. Tetapi pertandingan tidak jadi dilaksanakan karena Salford AFC
tidak dapat bertanding.[8]
Pada tahun 1889 terjadi bencana ledakan tambang batubara dekat Hyde Road
yang menyebabkan kematian 23 penambang. Ardwick dan Newton
Heath, yang keduanya kemudian menjadiManchester City dan Manchester United,
mengadakan pertandingan persahabatan di bawah lampu sorot, dalam rangka
menghimpun dana bantuan bencana.
Pada tahun 1885 diadakan Piala Manchester (bahasa Inggris: Manchester Cup) untuk pertama
kalinya. Ardwick AFC menjadi lebih dikenal luas pada tahun 1891, setelah
menjuarai Manchester Cup untuk pertama kalinya, mengalahkan Newton Heath 1–0 di
final.[9]
Keberhasilan ini berpengaruh terhadap keputusan Football Alliance untuk
menerima Ardwick sebagai anggota untuk musim 1891-1892. Pada saat Football
Alliance bergabung dengan Football League pada tahun
1892, Ardwick AFC menjadi sebagai salah satu anggota pendiri Divisi Dua.
Masalah keuangan di musim 1893-1894 menyebabkan reorganisasi dalam klub,
dan Ardwick berubah menjadi Manchester City, dengan nama resmi Manchester
City Football Club Company Limited dan menjadi perusahaan yang
terdaftar pada tanggal 16 April 1894.
Masa awal Manchester
City F.C (1894-1928)[sunting sumber]
Masa Perkembangan
(1894-1898)[sunting sumber]
Billy
Meredith "The Welsh Wizard" pemain kunci
City diawal pembentukan
Mulai tahun 1894 klub ditata ulang oleh manajemen. Manajer Yosua Parlby merekrut Billy Meredith yang
berusia 19 tahun dari Northwich Victoria. "The Welsh Wizard" tersebut
sangat hebat karena mempunyai telenta yang tinggi dan masa depan yang bagus.
Billy bermain untuk tim nasional Wales dan menang pertama kali pada tahun
1895. Namun, ia terus bekerja di bawah tanah sebagai penambang selama seminggu
sampai 1896, ketika Manchester City akhirnya bersikeras bahwa dia harus
melepaskan pekerjaan tambang batu bara nya.
Klub ini berkembang dengan pesat dan pada tahun 1895, dan sudah menarik
lebih dari 20.000 orang sebagai pendukung. Para pendukung Manchester City waktu
itu dikenal sebagai penggemar riang klub mereka, sering menyalurkan antusiasme
mereka dan menciptakan suasana yang ramai di Hyde Road, dengan terompet.
Kadang-kadang sesekali mereka memakai pakaian yang mewah.
Manchester City saat menjuarai Piala FA 1904
Pada tahun 1899, klub menjuarai Divisi II dan berhak promosi untuk pertama
kalinya ke tingkat tertinggi dalam sepak bola liga Inggris saat itu,
Divisi I.
Klub akhirnya mencatatkan gelar pertamanya pada tanggal 23 April 1904,
dengan mengalahkan Bolton
Wanderers 1–0 diCrystal
Palace dalam sebuah final turnamen sistem gugur paling
bergengsi di sepak bola Inggris, yaitu Piala FA atau lebih
dikenal dengan FA Cup. Klub nyaris
mendapatkan gelar ganda pada tahun 1904 karena mengakhiri liga Divisi I sebagai
runner-up pada musim 1903-1904.
Pindah ke Maine Road
(1923)[sunting sumber]
Pada tahun 1920, Hyde Road menjadi
stadion sepakbola pertama di luar London yang dikunjungi oleh raja yang
berkuasa.[10] Pada
tanggal 27 Maret 1920 Raja George V hadir di Hyde Road untuk menyaksikan pertandingan
antara Manchester City dan Liverpool.[11]
Bulan November sebuah kebakaran yang disebabkan oleh rokok menghancurkan
tribun utama dan akhirnya Manchester City mulai mencari rumah baru. Awalnya
diusulkan kemungkinan untuk berbagi Stadion Old Trafford dengan tetangganya, Manchester United. Namun
sewa yang diusulkan United terlalu mahal, sehingga Hyde Road diperbaiki dan
City terus bermain di Hyde Road.
Rencana untuk pindah dari timur Manchester ke selatan Manchester di Maine Road, Moss Side
membuat marah John Ayrton, Direktur Manchester City saat itu. John
akhirnya berpisah dari klub dan mendirikan Manchester Central F.C., karena
merasa harus ada sebuah tim sepak bola dari timur Manchester.
Akhirnya rencana klub untuk pindah ke basis baru di Maine Road, Moss Side
diumumkan pada tahun 1922. Pertandingan terakhir Manchester City di Hyde Road adalah
pertandingan liga melawan Newcastle United pada 28 April 1923, dan pada bulan Agustus 1923 menjadi
pertandingan sepak bola terakhir yang diadakan di Hyde Road. Manchester City
memulai musim 1923-1924 di Maine Road, yang saat itu
memiliki kapasitas 85.000 dan dijuluki Wembley of The North.
Setelah itu beberapa bagian dari Hyde Road masih digunakan. Atap stand
utama dijual ke Halifax Town, dan didirikan The Shay Stadium dimana
atap stand utama masih digunakan.[12] Selama satu
dekade, semua jejak sepak bola menghilang dari Hyde Road. Pada 2008, lokasi
bekas lapangan adalah depo bus, sebagai tempat latihan para supir.[13]
Tahun 1926 klub mencapai Final Piala FA, dan mencetak 31 gol dalam 5
pertandingan dalam perjalanan ke final. Namun di pertandingan final City
dikalahkan 1–0 oleh Bolton Wanderers. Kekecewaan bertambah, karena di liga City
terdegradasi di akhir musim. Tahun 1928 City menjadi juara Divisi II dan
kembali promosi ke Divisi I.
Periode 1928-1965[sunting sumber]
Tim Tahun 1930-an[sunting sumber]
Pada tahun 1930-an City mulai menjadi penantang serius, dalam berbagai
kesempatan di Piala FA. Di tahun 1930-an City mempunyai beberapa nama terkenal
seperti Matt Busby yang
kemudian menjadi Manager Manchester United, Frank Swift seorang penjaga gawang dengan
rentang tangan hingga jari mencapai 12 inci, yang masih dianggap sebagai salah satu
penjaga gawang terbaik sepanjang masa. Kemudian ada striker yang sulit
dipahami karakternya tapi rawan cedera yaitu Fred Tilson dan kapten
yang sangat berpengaruh yaitu Sam Cowan. Di sebuah
pertandingan final, sebelum pertandingan pada saat bersalaman, Sam Cowan
memberitahukan kepada Raja dengan mengatakan , "Yang Mulia, ini adalah
Tilson. Dia hari ini bermain dengan kaki yang patah".
Cowan menjadi kapten City, menggantikan Jimmy McMullan. Selama
menjadi kapten, City mencapai final Piala FA sebanyak 2 kali. Yang pertama
adalah pada tahun 1933, melawan Everton. Selama
pertandingan Cowan sering berhadapan langsung melawan Kapten Everton Dixie
Dean. Kedua pemain terkenal karena kemampuan mereka dalam menjaga
daerahnya. Matt Busby mengatakan bahwa "Cowan bisa menyundul bola sama
jauhnya jika kita menendang dengan kaki". Tetapi Dean menang dalam
pertempuran udara, mencetak gol kedua Everton dengan sundulan kepala. Kehadiran
Dean memberi Cowan dilema, dia terpecah antara tekad untuk tidak meninggalkan
Dean dan keinginan untuk membantu menyerang ke depan. Akhirnya Everton menang
3-0.
Tapi pada saat Cowan menerima medali sebagai runner-up dari Duke of
York, ia mengatakan bahwa ia akan kembali tahun depan sebagai pemenang.
Sesuai dengan perkataan Cowan, City kembali ke Wembley pada tahun
berikutnya (1934), dan akhirnya memenangkan Piala FA, Cowan memenuhi janjinya.
Klub mengakhiri liga pada tahun 1930 di posisi ketiga, dan kalah tipis dariArsenal oleh gol
Herbert Chapman di menit terakhir pada semi-final Piala FA 1932.
Spesialis Piala FA[sunting sumber]
City mendapatkan reputasi sebagai spesialis Piala FA pada tahun-tahun itu.
Pada tahun 1934, 84.559 pendukung datang memenuhi Maine Road untuk
menyaksikan City melawan Stoke City di perempat
final. Rekor kehadiran tersebut masih bertahan hingga saat ini.
Di final Piala FA 1934, Cowan menjadi pemain pertama dan satu-satunya
pemain City yang tampil di tiga final Piala FA. Dia adalah kapten saat City
menang 2-1 atas Portsmouth.
Sebagai kapten tim Cowan sangat bertanggung jawab untuk memotivasi sesama
pemain dan menjaga taktik pertandingan. Pada era itu, seorang kapten dapat
seperti manager, yang secara administrasi dapat memberikan masukan taktik.
Semusim setelah kemenangan Piala FA, klub mengakhiri liga di urutan keempat
pada musim 1934-35 dan gagal memperbaiki rekor Piala FA setelah kalah 1-0 dari Tottenham di
babak ketiga. Di musim 1935-1936 berikutnya City harus berjuang untuk
mengakhiri liga di posisi kesembilan.
Juara Liga Pertama
(1937)[sunting sumber]
City akhirnya merebut gelar juara liga Divisi I pertama mereka pada tahun
1937 setelah menjadi runner-up dua kali di 1903-04 dan 1920-21, dan berakhir di
tempat ketiga sebanyak tiga kali di 1904-05, 1907-08 dan 1929-30. City keluar
sebagai juara dan satu-satunya tim dengan mencetak lebih dari 100 gol, serta
tidak terkalahkan selama 22 pertandingan di liga.
Juara Bertahan
Terdegradasi (1938)[sunting sumber]
Di musim 1937-1938 berikutnya mereka langsung terdegradasi ke divisi II,
kendati mencetak gol lebih banyak dari tim manapun di liga. Peristiwa ini
dikaitkan dengan typical City syndrome. City menjadi satu-satunya
juara bertahan yang terdegradasi dalam sejarah sepak bola Inggris.
Setelah satu musim di Divisi II, akhirnya liga dihentikan karena terjadinya
Perang Dunia II. Selama periode enam tahun, Liga Perang diperkenalkan, namun
hal ini hanya bertujuan sebagai olahraga hiburan yang ditujukan untuk
memberikan semangat kepada seluruh rakyat di kota-kota di seluruh Inggris.
Beberapa pemain memilih untuk bermain untuk City selama perang dan beberapa
bermain sebagai tamu untuk tim lain seperti Frank Swift. Sedangkan Jackie Bray
bergabung dengan Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force pada tahun 1940 untuk
ikut membantu perang dan dianugerahi Medali Kerajaan Inggris karena
jasa-jasanya selama perang.
20 tahun kemudian, Manchester City yang terinspirasi kan taktik bernama Revie Plan berhasil masuk final Piala FA
1955. Mereka kalah di final melawan Newcastle United, tapi
tahun berikutnya mereka menjuarai Piala FA dengan mengalahkan Birmingham di
final 3-1. Partai final tahun 1956 ini termasuk partai final Piala FA yang
dikenang orang banyak karena di pertandingan itu kiper City, Bert Trautmann, terus
bermain walaupun mengalami patah tulang leher.
Setelah itu City tenggelam dan baru muncul ke permukaan saat Joe Mercer dan Malcolm Allison ditunjuk
untuk menjadi duo manajer klub pada tahun 1965.
Periode 1965-2001[sunting sumber]
Masa kejayaan
(1965-1977)[sunting sumber]
Pada musim panas tahun 1965, manajemen klub menunjuk Joe Mercer dan Malcolm Allison sebagai
manajer dan asisten manajer City. Musim 1965-66 adalah musim ketiga City
bermain di Divisi II (kasta kedua) liga sepak bola Inggris. Setelah Joe Mercer
ditunjuk sebagai manager, mereka membuat pembelian terpentingnya pada Mike Summerbee dan Colin Bell. Musim pertama
dibawah asuhan Mercer, klub memenangkan gelar juara Divisi II dan berhak
promosi kembali ke Divisi I.
Dua musim berikutnya, musim 1967-1968, Manchester City menjuarai Divisi I
Liga sepak bola Inggris untuk kedua kalinya mengalahkan rival sekotanya
Manchester United yang berada di posisi kedua.[14] Mereka
memastikan gelar juara pada partai terakhir dengan kemenangan 4–3 di kandang
Newcastle. Piala dan prestasi pun kemudian mulai mengalir datang.
Musim berikutnya 1968-69, mereka memenangkan kembali Piala FA 1969 setelah
di final mengalahkan Leicester
City dengan skor 1-0. Setelah memenangkan Piala FA tahun 1969,
City berhak tampil di Piala
Winners UEFA musim berikutnya. Tampil di Piala Winners UEFA
musim 1969-70 adalah kedua kalinya City berlaga di kompetisi Eropa, setelah
pada musim sebelumnya berlaga di Liga
Champions UEFA.
Malcolm Allison pada saat City juara Piala Carling 1970
Musim 1969-70, City mencatatkan diri sebagai klub pertama dari Inggris yang
bisa memenangkan dua piala domestik dan Eropa dalam satu musim.[15] Pada tahun
1970 City memenangkan Piala
Winners UEFA Eropa untuk pertama kalinya dengan mengalahkan Górnik Zabrze 2–1 di
final. Pada musim yang sama mereka juga memenangkan Piala Liga dengan
mengalahkan West
Bromwich Albion 2-1 di final yang dilangsungkan di Stadion Wembley.
Setelah itu, sepanjang awal dekade hingga pertengahan dekade 1970-an, klub
terus berusaha untuk meraih prestasi demi pretasi. Pada Piala Winners UEFA
tahun 1971, meraka hanya mencapai semi-final setelah dikalahkan oleh Chelsea.
Pada bulan Oktober 1971 Joe Mercer mengundurkan diri dan
digantikan oleh Malcolm
Allison. Dibawah Allison klub kembali mengikuti kejuaraan antar klub
eropa pada musim 1972-73 dengan berlaga di Liga
Champions UEFA, walaupun hanya sampai di babak 1. Gelar yang
diperoleh pada masa Allison adalah menjadi juaraCharity Shield pada awal
musim 1972-73.
Rivalitas dengan klub sekota, Manchester United, selalu
sengit. Salah satu partai yang banyak dikenang adalah pada partai terakhir di
musim liga 1973–74. Derby panas tak terelakkan terjadi di Old Trafford tatkala
baik City maupun United harus menang agar bisa selamat dari degradasi. Mantan
pemain United, Denis Law,
mencetak satu-satunya gol kemenangan City yang juga otomatis menyebabkan rival
sekotanya United, harus degradasi ke divisi 2.
Malcolm Allison mengundurkan diri pada bulan Maret 1973 dan digantikan oleh
Johnny Hart. Hart hanya sebentar menangani klub sebelum digantikan sementara
oleh Tony Book (kapten City
saat itu). Ron Saunders akhirnya menjadi manajer klub pada November 1973 hingga April 1974 dan akhirnya diganti kembali oleh
mantan kapten klub yaitu Tony Book.
Dibawah Tony Book,
City kembali menjadi juara Piala Liga pada tahun 1976 setelah di final mengalahkan Newcastle
United dengan skor 2-1. Pada musim 1976-77 City hampir menjadi
juara Liga
Inggris setelah mengakhir liga pada posisi kedua, dengan hanya
selisih satu point dari Liverpool. Pada masa Tony
Book, City selalu berlaga di Liga
Champions UEFA selama tiga musim berturut-turut, dari musim
1976-77 hingga 1978-79.
Masa sulit
(1982-2001)[sunting sumber]
Setelah menjadi runner-up pada Piala FA tahun 1981,
Manchester City tidak menghasilkan gelar penting apapun dan hanya
timbul-tenggelam di Premiership. Mereka hanya promosi ke divisi utama namun
kemudian terdegradasi lagi ke divisi 2.
Musim 1982-83 klub mengakhiri liga di posisi ke-20, sehingga menyebabkan
mereka harus degradasi ke divisi II. Setelah dua musim bermain di divisi II,
musim 1985-86 mereka kembali ke divisi I, tetapi mereka kembali terdegradasi ke
divisi II dua musim kemudian setelah pada musim 1986-87 mengakhiri liga di
posisi ke-21. Musim 1989-90 City kembali bermain di divisi I, dan sempat
bermain stabil dengan selalu mengakhiri liga di posisi ke-5 dalam dua musim
berturut-turut.
Musim 1992-93 dimulai era baru dengan nama Liga
Primer (bahasa
Inggris: Premier League) dimana City menjadi salah satu klub pendirinya. Tetapi perjalanan klub di
era Liga Primer tidak berlangsung mulus, bahkan cendrung terus mengalami
penurunan. Puncaknya adalah pada musim 1998-99 mereka terdegradasi dan harus
bermain sampai ke divisi 3 (sekarang bernama:Football
League One). Setelah kedatangan David Bernstein pada
bulan Maret 1998 sebagai chairman yang baru, City pun
mulai berbenah. Beruntung, mereka hanya satu musim bermain di divisi 3 dan
kemudian promosi ke divisi 2 (sekarang bernama: Football League Championship).
Periode 2001-Sekarang[sunting sumber]
Pada tahun 2001, Kevin
Keegan ditunjuk untuk menangani Citizens, pada saat
itu City bermain di divisi 2 (Football League Championship). Dibawah Kevin Keegen mereka
berhasil menjuaraiFootball League Championship dan mereka pun berhasil
promosi ke Liga
Utama Inggris.
Parade juara Piala FA 2011
Parade juara Liga
Utama Inggris 2012
Maret 2005 Keegan mundur dan Stuart Pearce menggantikannya
sebagai caretaker atau manager sementara. Penampilan City yang cemerlang
membuat Pearce diangkat sebagai manager penuh dan musim 2005-2006 Pearce
membawa City menempati urutan ke-6 Liga Utama. Musim berikutnya penampilan City
menurun drastis dan hanya menghuni papan bawah klasemen walaupun tidak sampai
terdegradasi. Pearce akhirnya dipecat dan digantikan mantan manajer tim
nasional Inggris, Sven-Göran
Eriksson. Pada saat itu Manchester City telah dimiliki oleh miliuner
ambisius yang juga bekas perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.
Di bawah Eriksson, City tampil perkasa pada awal kompetisi namun mulai
kehilangan keseimbangan mulai dari pertengahan kompetisi, walaupun demikian
mereka bisa mencapai zona Piala UEFA berkat
penampilan fair playnya. Thaksin yang tidak sabaran sudah ingin
memecat Eriksson sebelum akhir kompetisi jika saja tidak ditahan oleh fans
Citizen yang merasa Thaksin terlalu semena-mena dan tidak memperhatikan
keinginan fans City. Pemecatan Eriksson hanya tertunda sebentar dan benar-benar
dilakukan saat akhir kompetisi.
Mark Hughes, manager Blackburn Rovers dan
juga mantan pemain kesayangan klub sekota Manchester United, ditunjuk
untuk menggantikannya. Dibawah Hughes, City berhasil menempati posisi Liga
Utama Inggris pada musim 2008-09 dan juga berhasil menembus babak perempat-final Piala UEFA. Hughes hanya
bertahan hingga setengah musim 2009–10, ia digantikan oleh Roberto Mancini.
Era Roberto Mancini
(2009-2013)[sunting sumber]
Dibawah Mancini, City berhasil menempati posisi kelima pada Liga Utama
Inggris musim 2009–10. Musim berikutnya, City berhasil menjuarai Piala FAsetelah mengalahkan Stoke City 1–0 dan
berhasil menempati posisi ketiga pada Liga Utama, hanya perbedaan selisih gol
saja yang membuat City gagal menggusur Chelsea dari peringkat
kedua.
Musim 2011–12 menandai keberhasilan klub menyudahi 44 tahun puasa gelar
juara Liga (terakhir pada tahun 1968) dalam kompetisi yang ketat dengan
Manchester United. Manchester City berhasil menjadi juara dengan perbedaan
selisih gol yang lebih baik.
Kepemilikan[sunting sumber]
Pada 22 Juni 2007 Dewan Klub menyetujui penawaran
sebesar 81,6 juta poundsterling oleh milyarder Thailand yang juga
mantan Perdana
Menteri Thailand untuk membeli City.[16] Akhirnya
pada6 Juli 2007 Thaksin
Shinawatra resmi memiliki klub dengan menguasai 75% saham City[17], sehingga klub
ini menjadi salah satu klub Inggris yang dimiliki oleh pihak asing.
Pada saat Hughes naik menjadi manajer klub, sebetulnya harta Thaksin sudah
di ujung tanduk pembekuan karena tuduhan korupsi selama berkuasa sebagai
perdana menteri di Thailand.
Thaksin mengerti bahwa posisinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk terus
mendanai klub. Akhirnya pada tanggal 23 September 2008 Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pemilik Abu
Dhabi United Group resmi memiliki klub, setelah membelinya dari Thaksin
Shinawatra senilai 200 juta poundsterling.[18]
Hanya beberapa hari setelah kepastian kepemilikannya atas Manchester City,
ia langsung membuat rekor pembelian pemain termahal Inggris dengan pembelian
Robinho dari Real Madrid. Rekor harga 32,5 juta pounds itu melampaui harga 28
juta pounds yang ditawarkan Chelsea atas pemain Brazil tersebut.
Warna dan lambang
klub[sunting sumber]
Warna klub[sunting sumber]
Seragam kandang Manchester City adalah Biru Langit dan celana Putih. Sejak
musim 2011-2012 seragam kandang city baik kaus dan celana mengunakan warna yang
sama yaitu biru langit. Asal-usul warna seragam kandang klub tidak jelas,
tetapi ada bukti bahwa klub telah menggunakan biru langit sejak 1892 atau
sebelumnya.
Sementara itu seragam tandang adalah Merah Marun, atau merah (sejak tahun
1960-an) dan Celana Hitam. Namun dalam beberapa tahun terakhir, beberapa warna
yang berbeda telah digunakan. Sebuah brosur yang berjudul Famous
Football Clubs - Manchester City diterbitkan pada 1940-an menunjukkan
bahwa West Gorton (St. Marks) semula bermain dengan seragam merah dan hitam.
Dari laporan yang berasal dari tahun 1884 menggambarkan tim mengenakan kaus
hitam membawa salib putih, yang menunjukkan asal klub sebagai sisi gereja.
Ide untuk menggunakan kaus merah dan hitam datang dari mantan asisten
manajer Malcolm Allison, yang percaya bahwa dengan mengadopsi warna AC Milan akan
mengilhami City untuk mencapai kejayaan.
Lambang[sunting
sumber]
Lambang Manchester City tahun 1960an
Lambang klub saat ini mulai digunakan pada tahun 1997, dikarenakan bahwa
lambang sebelumnya tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan sebagai merek dagang.
Lencana tersebut didasarkan pada lengan kota Manchester, dan terdiri dari
sebuah perisai di depan sebuah elang emas. Fitur perisai kapal pada setengah
bagian atas menggambarkan Kanal Kapal Manchester, dan tiga garis-garis diagonal
di bagian bawah, menggambarkan kota tiga sungai. Bagian bawah terdapat pita
dengan sebuah kata Superbia in Praelio, yang artinya dalam Bahasa Latin adalah Kebanggaan
di Pertempuran atau dalam Bahasa Inggris Pride
in The Battle. Di atas elang ada tiga bintang tiga, yang murni hanya
sebagai dekorasi.
City sebelumnya sudah mempunyai 2 lambang, yang mulai digunakan sejak tahun
1960an dan mulai tahun 1972 sampai dengan tahun 1997. Tapi lambang tersebut
tidak digunakan lagi karena tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan sebagai
merek dagang.
Lambang Manchester City dari tahun 1972-1997
Akan tetapi, pada kesempatan saat City bertanding di final Piala FA, lambang tersebut
tidak gunakan. City menggunakan lambang Kota Manchester pada
kausnya sebagai simbol kebanggaan dari kota Manchester pada acara-acara besar.
Praktek ini dilakukan karena sebelum tahun 1960an, seragam City tidak
menggunakan lambang apapun, sehingga untuk melengkapi sejarah klub digunakanlah
Lambang Kota Manchester tersebut.[19]
Lambang Kota Manchester mulai digunakan City pada partai Final Piala FA 1926 hingga partai Final Piala FA 1981 dimana pada saat keduanya tersebut
City menjadi runner-up. Pada final Piala FA 2011, City menggunakan kembali lambang
biasanya dengan legenda khusus, tetapi Lambang Kota Manchester dimasukkan
sebagai logo monokrom kecil di nomor di bagian belakang kaos pemain.[20]
Raz febriansyah putra
19211005 / 3ea03
gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar